Israel, si Zionisme penjajah –part 3

Penolakan Khalifah Turki

Hertzl datang menghadap Sultan Abdul Hamid II -pemegang kekuasaan kekhalifahan Turki- dengan satu maksud, untuk mempengaruhinya agar bersedia bekerjasama dengan kaum Yahudi dalam hal penyerahan tanah Palestina. Ini dilakukan Hertzl di tahun 1896, setahun sebelum dirinya menggelar Kongres Zionis Internasional I di Bassel, Swiss. Kala itu kongres tersebut belumlah terpikirkan.

Sebenarnya, Hertzl sudah mengerti apa sikap Sultan menghadapi permintaannya ini. Namun Hertzl tidak mau mengira-ngira dan ingin mendengar langsung dari bibir Sultan tentang sikapnya itu. Apalagi Hertzl membawa satu janji menggiurkan dari para pemilik modal Yahudi internasional yang berkenan memulihkan kas keuangan Turki Ustmani yang sedang kosong jika permintaannya dituruti.

Namun di luar perkiraan Hertzl, Sultan Mahmud II ternyata memang seorang pemimpin yang sangat tegas, seorang pemimpin yang begitu kuat memegang prinsip, bahkan dengan berani menolak tawaran yang sangat menggiurkan sekalipun.

Mendengar permintaan Hertzl yang menginginkan Sultan menghibahkan Palestina kepada kaum Yahudi dengan imbalan bantuan keuangan dalam jumlah sangat besar, Sultan Abdul Hamid II dengan tegas berkata, “Jangan lagi engkau membicarakan soal ini. Saya tidak akan menyisihkan sejengkal pun tanah Palestina karena tanah itu bukan milik saya, tetapi milik rakyat. Rakyat saya berjuang untuk mendapatkan tanah itu dan menyuburkannya dengan darah mereka.. Biarkanlah orang Yahudi menyimpan uang mereka yang berjuta-juta banyaknya di peti mereka.”

Hertzl sangat tersinggung. ‘Bapak Zionisme Modern’ ini pun meninggalkan Turki dengan tangan hampa. Kegagalan ini kelak membuatnya berpikir untuk sesegera mungkin mengumpulkan para tokoh Yahudi dari seluruh dunia, untuk membahas rencana dan strategi yang lebih khusus, action plan, dalam mencapai tujuan akhir yaitu menjadikan bangsa Israel memiliki sebuah tanah airnya sendiri.

Hertzl kemudian teringat rencana yang telah dilontarkan oleh Albert Pike, seorang tokoh Illuminati, sebelum kematiannya di tahun 1893.

Albert Pike merupakan seorang jenderal Amerika Serikat yang direkrut oleh pemimpin revolusi Italia yang juga seorang Freemason bernama Giuseppe Mazzini, yang kemudian menjadi salah satu tokoh sentral dalam Illuminati. Di kemudian hari, Albert Pike ini juga membentuk Order of Knights of the Ku Klux Klan (KKK) yang melandasi gerakannya pada semangat rasialis untuk menghancurkan semua manusia berkulit hitam (negro) atau selain kulit putih. KKK didirikan di Nashville pada tahun 1867 dengan menggunakan lambang Salib Ksatria Malta.

Beberapa tahun lalu, Albert Pike menyarankan agar Hertzl menggelar sebuah pertemuan besar, yang dihadiri semnua tokoh berpengaruh Yahudi dari berbagai negara, untuk menyusun rencana aksi guna mendirikan sebuah negara bagi kaum Yahudi.

Hertzl merasa yakin, inilah momentum yang tepat untuk menabuh genderang persatuan kaum Zionis Internasional bagi sebuah rencana aksi yang besar. Inilah latar belakang diselenggarakannya Kongres Zionis Internasional I.

–bersambung–

Israel, si Zionisme Penjajah part 4

Leave a comment